Warta Dapodik Perbaikan Pendidikan Di Indonesia Bekerjasama Dengan OECD
Desember 21, 2017
Salam Dapodik News. Empat kementerian berhubungan dengan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) meluncurkan kajian kebijakan nasional bidang pendidikan di Indonesia.
Keempatnya ialah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Peluncuran itu merupakan bentuk kerja sama OECD dengan Indonesia. (Baca: Pemantau Ujian Nasional Dari Perguruan Tinggi)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan, hasil kajian ini menarik alasannya ialah membandingkan Indonesia dengan negara-negara anggota OECD.
Yaitu, negara dengan sumber daya insan sudah sangat baik. Hasil kajian pendidikan ini menyampaikan adanya perhatian terhadap kualitas sumber daya insan Indonesia.
Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD - Organisation for Economic Co-operation and Development) merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh negara yang mendapatkan prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas.
Berawal tahun 1948 dengan nama Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi Eropa (OEEC - Organisation for European Economic Co-operation), dipimpin oleh Robert Marjolin dari Perancis, untuk membantu menjalankan Marshall Plan, untuk rekonstruksi Eropa setelah Perang Dunia II. Kemudian, keanggotaannya merambah negara-negara non-Eropa, dan tahun 1961, dibentuk kembali menjadi OECD oleh Konvensi perihal Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi. (Baca: Syarat dan Kriteria Penerima Tunjangan Profesi melalui DIPA 2015)
“OECD, secara spesifik, membuat kajian perihal (pendidikan) Indonesia. Itu menegaskan jikalau sumber daya insan kita tidak dibangun maka akan menjadi hambatan bagi dunia,” terperinci Anies dalam keterangan persnya, Rabu .
Anies menambahkan, ada beberapa rekomendasi seputar pendidikan yang dihasilkan. Di antaranya ialah memprioritaskan Pendidikan Anak Usia Dini terutama untuk masyarakat miskin, meningkatkan partisipasi dan proses berguru mengajar di tingkat pendidikan dasar dan mengelola keberagaman. (baca: Ujian Nasional Tahun 2015 Siap Digelar)
Selain itu, meningkatkan efisiensi dan relevansi di tingkat pendidikan menengah. Rekomendasi lain yaitu memperkuat koordinasi dan keterlibatan industri dalam sistem pendidikan kejuruan dan teknis, meningkatkan kualitas, keberagaman yang sejalan dengan prioritas pembangunan nasional di jenjang pendidikan tinggi.