Warta Dapodik Unduh Silabus Pendidikan Agama Nasrani dan Budi Pekerti SMP Kelas VII, VIII & IX Kurikulum 2013 Revisi 2017
September 10, 2017
Salam Dapodik News.
Pendidikan pada dasarnya merupakan tanggungjawab utama dan pertama orangtua, demikian pula dalam hal pendidikan dogma anak. Pendidikan dogma pertama-tama harus dimulai dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, daerah dan lingkungan dimana anak mulai mengenal dan menyebarkan iman. Pendidikan dogma yang dimulai dalam keluarga perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kebersamaan dengan jemaat (Gereja), dengan derma pastor, katekis dan guru agama.
Melalui Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti siswa dibantu dan dibimbing biar semakin bisa memperteguh dogma terhadap Tuhan sesuai fatwa Agama Kristen dengan tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hubungan antar umat beragama yang harmonis dalam masyarakat Indonesia yang majemuk demi terwujudnya persatuan nasional.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertujuan biar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap membangun hidup yang semakin beriman. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Sikap dibentuk melalui kemampuan: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Kompetensi Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama, yaitu pada kelas VII hingga dengan kelas IX, siswa yang menyadari dan mensyukuri diri sebagai citra Allah, baik sebagai laki-laki atau perempuan, yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, untuk menyebarkan diri melalui tugas keluarga, sekolah, teman, masyarakat dan Gereja dengan meneladani langsung Yesus Kristus, sehingga terpanggil untuk mengungkapkan imannya dalam kehidupan menggereja (melalui kebiasaan doa, perayaan sakramen dan terlibat secara aktif di dalam kehidupan menggereja); serta hidup bermasyarakat (melaksanakan hak dan kewajiban, sikap toleran, dan penghormatan terhadap martabat manusia)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman siswa adalah:
- Pribadi siswa; Ruang lingkup ini membahas perihal diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki kemampuan dan keterbatasan kelebihan dan kekurangan, yang dipanggil untuk membangun korelasi dengan sesama serta lingkungannya sesuai dengan Tradisi Katolik.
- Yesus Kristus; Ruang lingkup ini membahas perihal langsung Yesus Kristus yang mewartakan Tuhan Bapa dan Kerajaan Allah, menyerupai yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, biar siswa berelasi dengan Yesus Kristus dan meneladaniNya.
- Gereja; Ruang lingkup ini membahas perihal makna Gereja biar siswa bisa mewujudkan kehidupan menggereja.
- Masyarakat; Ruang lingkup ini membahas perihal perwujudan dogma dalam hidup bersama di tengah masyarakat sesuai dengan Tradisi Katolik.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan biar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) bahan dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti merupakan pola bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran biar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai fatwa dogma Katolik. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan menawarkan kesempatan kepada guru untuk menyebarkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan- keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, bahan pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat menyebarkan banyak sekali model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru dibutuhkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang diubahsuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.